Berikut adalah kononnya pernyataan rasmi Al-Qaeda berkenaan pengakuan mengaku bertanggungjawab ke atas peristiwa bom di hotel Jakarta. Secara peribadi rasanya bukan Nordin Md Top punya tulisan ni kerana gaya bahasa macam orang Indonesia sejati yang tulis.


KETERANGAN RESMI TANDZIM AL QO'IDAH INDONESIA

ATAS AMALIYAT JIHADIYAH ISTISYHADIYAH

DI HOTEL JW. MARRIOT JAKARTA

اَلْحَمْدُ ِللهِ مُعِزِّ اْلإِسْلاَمِ بِنَصْرِه، وَمُذِلِّ الشِّرْكِ بِقَهْرِه، وَمُصَرِّف اْلأُمُور بِأَمْرِه، وَمُسْتَدْرِجِ اْلكَافِرِيْنَ بِمَكْرِه، اَلَّذِي قَدّرَ اْلأَيَّامَ دُولاً بِعَدْلِه، وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى مَنْ أَعْلَى اللهَُ مَنَارَ اْلإِسْلاَمِ بِسَيْفِه.

أمَّا بعد

Ini adalah keterangan resmi dari Tandzim Al Qo'idah Indonesia untuk ummat Islam dengan Amaliyat Jihadiyah Istisyhadiyah di Hotel JW. MARRIOT Jakarta, pada hari Jum'at pagi, tanggal 17 juli 2009 M./24 Rojab 1430 H. yang dilakukan oleh salah satu ikhwah mujahidin terhadap "KADIN Amerika" di Hotel tersebut.

Sesungguhnya telah sempurna pelaksanaan Amaliyat Istisyhadiyah dengan karunia Allah dan karomah-Nya setelah melakukan survey yang serius dan pengintaian yang mendalam terhadap orang-orang kafir sebelumnya.

Dan sungguh benar firman Allah :

öNn=sù öNèdqè=çFø)s? ÆÅ3»s9ur ©!$# óOßgn=tGs% 4 $tBur |MøtBu øŒÎ) |MøtBu ÆÅ3»s9ur ©!$# 4tGu 4 uÍ?ö7ãŠÏ9ur šúüÏZÏB÷sßJø9$# çm÷ZÏB ¹äIxt/ $·Z|¡ym 4 žcÎ) ©!$# ììÏJy ÒOŠÎ=tæ ÇÊÐÈ (سورة الأنفال : 17).

"Maka (yang sebenarnya) bukan kamu yang membunuh mereka, akan tetapi Allahlah yang membunuh mereka, dan bukan kamu yang melempar ketika kamu melempar, tetapi Allah-lah yang melempar. (Allah berbuat demikian untuk membinasakan mereka) dan untuk memberi kemenangan kepada orang-orang mukmin, dengan kemenangan yang baik. Sesungguhnya Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui". (QS. Al Anfal : 17).

Ini juga sesuai dengan firman Allah Ta'ala :

öNèdqè=ÏF»s% ÞOßgö/Éjyèムª!$# öNà6ƒÏ÷ƒr'Î/ öNÏdÌøƒäur öNä.÷ŽÝÇZtƒur óOÎgøŠn=tæ É#ô±our urßß¹ 7Qöqs% šúüÏZÏB÷sB ÇÊÍÈ (سورة التوبة : 14).

"Perangilah mereka, niscaya Allah akan menghancurkan mereka dengan (perantaraan) tangan-tanganmu dan Allah akan menghinakan mereka dan menolong kamu terhadap mereka, serta melegakan hati orang-orang yang beriman". (QS. Attaubah : 14).

Agar ummat ini mengetahui bahwasanya Amerika, khususnya orang-orang yang yang berkumpul dalam majlis itu, mereka adalah para Pentolan Bisnisman dan Inteljen di dalam bagian ekonomi Amerika. Dan mereka mempunyai kepentingan yang besar dalam mengeruk harta negeri Indonesia dan pembiyaan tentara kafir (Amerika) yang memerangi Islam dan kaum muslimin. Dan kami akan menyampaikan kabar gembira kepada kalian wahai ummat Islam, bi idznillahi Ta'ala dengan mengeluarkan cuplikan-cuplikan film dari Amaliyat Istisyhadiyah ini insya Allah.

Dan kami beri nama Amaliyat Istisyhadiyah ini dengan : "SARIYAH DR. AZHARI".

Kami ber-Husnu Dhon kepada Allah bahwa Allah akan menolong kami dan menolong kaum muslimin dalam waktu dekat ini.

الله أكبر ولله العزة ولرسوله والمؤمنون

Amir Tandzim Al Qo'idah Indonesia

Abu Muawwidz Nur Din bin Muhammad Top

Hafidzohullah

KETERANGAN RESMI DARI TANDZIM AL QO'IDAH INDONESIA

ATAS AMALIYAT JIHADIYAH ISTISYHADIYAH

DI HOTEL RIZT CALRTON JAKARTA

اَلْحَمْدُ ِللهِ مُعِزِّ اْلإِسْلاَمِ بِنَصْرِه، وَمُذِلِّ الشِّرْكِ بِقَهْرِه، وَمُصَرِّف اْلأُمُور بِأَمْرِه، وَمُسْتَدْرِجِ اْلكَافِرِيْنَ بِمَكْرِه، اَلَّذِي قَدّرَ اْلأَيَّامَ دُولاً بِعَدْلِه، وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى مَنْ أَعْلَى اللهَُ مَنَارَ اْلإِسْلاَمِ بِسَيْفِه.

أمَّا بعد

Ini adalah keterangan resmi dari Tandzim Al Qo'idah Indonesia untuk ummat Islam dengan Amaliyat Jihadiyah Istisyhadiyah di Hotel Rizt Calrton Jakarta, pada hari Jum'at pagi, tanggal 17 juli 2009 M./24 Rojab 1430 H. yang dilakukan oleh salah satu ikhwah mujahidin terhadap antek-antek Amerika yang berkunjung di Hotel tersebut.

Sesungguhnya Allah menganugerahkan kepada kami jalan untuk menyerang Hotel termegah yang dimiliki oleh Amerika di Ibukota Indonesia di Jakarta, yaitu Rizt Calrton. Yang mana penjagaan dan pengamanan di sana sungguh sangatlah ketat untuk dapat melakukan serangan seperti yang kami lakukan pada kali ini.

(#rãx6tBur tx6tBur ª!$# ( ª!$#ur çŽöyz tûïÌÅ3»yJø9$# ÇÎÍÈ (سورة ال عمران : 54).

"Mereka membuat Makar dan Allah pun membuat Makar. Dan Allah itu Maha Pembuat Makar". (QS. Ali Imron : 54).

Adapun sasaran yang kami inginkan dari amaliyat ini adalah :

1. Sebagai Qishoh (pembalasan yang setimpal) atas perbuatan yang dilakukan oleh Amerika dan antek-anteknya terhadap saudara kami kaum muslimin dan mujahidin di penjuru dunia

2. Menghancurkan kekuatan mereka di negeri ini, yang mana mereka adalan pencuri dan perampok barang-barang berharga kaum muslimin di negeri ini

3. Mengeluarkan mereka dari negeri-negeri kaum muslimin. Terutama dari negeri Indonesia

4. Menjadi pelajaran buat ummat Islam akan hakikat Wala' (Loyalitas) dan Baro' (Permusuhan), terkhusus menghadapi datangnya Klub Bola MANCESTER UNITED (MU) ke Hotel tersebut. Para pemain itu terdiri dari para salibis. Maka tidak pantas ummat ini memberikan Wala'nya dan penghormatannya kepada musuh-musuh Allah ini

5. Amaliyat Istisyhadiyah ini sebagai penyejuk dan obat hati buat kaum muslimin yang terdholimi dan tersiksa di seluruh penjuru dunia

Yang terakhir ….. bahwasanya Amaliyat Jihadiyah ini akan menjadi pendorong semangat untuk ummat ini dan untuk menghidupkan kewajiban Jihad yang menjadi satu-satunya jalan untuk menegakkan Khilafah Rosyidah yang telah lalu, bi idznillah.

Dan kami beri nama Amaliyat Jihadiyah ini dengan : "SARIYAH JABIR"

الله أكبر ولله العزة ولرسوله والمؤمنون

Amir Tandzim Al Qo'idah Indonesia

Abu Mu'awwidz Nur Din bin Muhammad Top

Hafidzohullah


http://mediaislam-bushro.blogspot.com/

CIUM PIPI AYAH SEBELUM CIUMAN TERAKHIR.... .
saya terima artikel ni dari rakan

Ayah aku meninggal 5/8/2002..3. 25pm. Apa yang aku tuliskan sini adalah untuk mereka yang masih lagi ada orang tersayang, untuk terus menyayangi dan berjasa sebelum menyesal.

Kematian abah amat meninggalkan kesan yang mendalam apatah lagi meninggalkan mak yang kesorangan. Anak-anak semua dah besar.kerja semua jejauh.

Hidup ini seolah tiada erti....selama nie setiap suka duka....pasti telefon dan maklumkan pada mak dan abah. Kalau naik gaji...dapat keputusan bagus dll...pasti telefon mereka sepuya mereka gembira.Kalau boleh mahu terus berada di perak menemani mak yang terus menangis.

Syukur, abah mati dipelukan mak yang mengucap dua kalimah syahadah...di telinga kirinya...dan aku ketika itu mengucap ditelinga kanannya.... .. ini adalah kali pertama aku melihat kematian.... masih terbayang... .abah memandang jauh kehadapan dan mata nya ke atas....sambil mengucap dan memejamkan mata.Sungguh cepat dan tenang...semoga roh abah
ditempatkan digolongan yang beriman.

Syukur sembahyang jemaah abah lebih dari seratus orang...syukur abah dikebumikan dengan selamat.

Sejam sebelum kematian ....

sempat berbual dengan abah. Abah kata kalau nak beli kereta tunggulah 2005. Bila time AFTA nanti kereta honda jatuh harga.Boleh lah bawak mak berjalan.
Waktu tu abah dah sihat...dah selera makan.

Pastu...

abah suruh esok pergi buat kad pengenalan baru. Sebab abah dan Mak baru ambil kelmarin. Abah kata sehari jer buat. Tak payah ambik gambar kat kedai gambar. Diorang guna digital kamera kat office jer.
Tapi abah kata jangan pakai baju putih. Nanti gambar tak clear.
Tapi tak sangka esok nyer aku pergi sana bukannya utk buat kad pengenalan aku,sebaliknya buat sijil kematian abah.

Apabila Izrail datang mengambil nyawa....kita tak boleh mencepat atau mengajak walau sesaat. Sampai sekarang masih terbayang keadaan abah masa tu.Tapi macam tak sangka. Abah hanya tengok atas dan tutup mata.

Badan tidak bergoyang walau seinci. Abah cuma nak baring. Sambil mulut mengucap dua kalimah syahadah.

Pertama kali.... pergi ke rumah mayat jenazah.
Pertama kali.... naik van jenazah,
pertama kali.... buat sijil kematian,
pertama kali.... tak tidur 2 hari,
pertama kali.... asyik menangis,
pertama kali.... menimbus kubur,
pertama kali.... menjirus air mawar,
semuanya pertama kali........ ...
Dan pertama kali.... juga takkan jumpa abah lagi.

Aku memandikan abah......memasangkan kain ihram sebagai kain kapan.

Ketika ditutup muka abah, aku mencium dahi....pipi kanan....

pipi kiri.....dan bangun....tetiba hati aku ingin terus mencium lagi...

aku membongkokkan kaki dan mencium dahi nya semula. Ciuman ini adalah ciuman terakhir. Semasa kecil aku salu cium abah.Tetapi apabila dah besar sudah lama tidak mencium pipinya.

Ya Allah..tuhan segala alam...

aku dan abang mengangkat jenazahnya.. ......... dan mengebumikannya.
hati ini sayu mengenangkan pemergian abah yang tercinta.

Mak hanya memandang dengan air mata sayu....penglihatan nya kosong......
setelah 36 tahun hidup bersama abah......kini tinggal seorang.

Selaku seorang anak.....aku tahu bagaimana kasih seorang abah.
Abah seorang pendiam..... . sabar.. dan alim....
Jemaah masjid...bendahari masjid.....dan pelbagai amanah kebajikan dilakukannya.

Aku selama ini tidak pernah meluahkan kasih kepada abah secara terus terang.Memang sayang abah... cuma... dengan abah saya hormat dan memendam kasih saya.....Lainnya pula dengan
emak...yang sentiasa berterus terang....seringkali tidur di peha.

Kelmarin,
aku baca dairi abah.Tak sangka abah pun tulis diari.
Tiada apa yang ada dalam dairi itu melainkan perkara anak-anak nya .
Semuanya berkisar tentang anak-anaknya .Aku sendiri tak ingat bila aku beli kereta.

Tapi abah catat..18 February..rizal beli kereta satria hijau 1.6.....
abah catat setiap kali anak nya telefon beserta waktunya. Sekali tu jam 1.00 pagi
aku telefon dari KL.....abah pun catat. Semuanya abah catat berkenaan anaknya.

Abah catat rizal balik jam 2.00 tengahari bawa keropok. dll.......Abah catat Kak Se keguguran... ..

Abah catat Shaifol (abang sulung) ke KL......menangis kami semua bila baca dairi tue....

Abah sayang anaknya.....tak pernah tunjuk...sebab abah lebih suka mendiam dan tidak bercakap pasal orang.Begitu juga dengan orang lain ayah hanya banyak cakap pasal ilmu agama dan berkenaan anak-anaknya sahaja.

Ada kawan kampung abah baru nie cakap "Abah kamu masa hidup salu cakap pasal anaknye.
Sorang keje sana sorang keje sini. Dia bangga ada macam korang".

Tapi jauh di sudut hati aku, aku masih terkilan sebab aku salu fikir... aku...bukan anak yang baik.

Abah memang suka tulis. Kalau fail atau dokumen pasal kereta, rumah, bil,kedai dll memang semua tersusun.. Aku terjumpa buku nota kuliah subuh abah yang terbaru.....
catatan terakhir yang abah tulis "hati orang beriman sentiasa ingat kubur"...

abah gariskan perkataan ingat kubur....
dan kami bersyukur bahawa abah sememangnya telah bersiap sedia untuk meninggal.

Dan menyerahkan kepada Allah untuk melepaskan seksaan di kubur dan api neraka.
Abah memang suka budak kecik..pantang anak saper pasti dia dukung...bawak berjalan.... .. cucu-cucunya setiap kali balik pasti nak tidur sama.
Kini semuanya tiada.


YaALLAH....

aku tak tahu bagaimana kehidupan utk diteruskan.. .tanpa Abah......baru bercadang nak balik dan bertekad bonus tahun nie nak kasi abah seribu mak seribu... tapi Allah lebih menyayangginya. ..
abah meninggal 5hb..tidak sempat merasai bonus pertama anaknya yang baru masuk 10hb Ogos 2002.Kali nie tak sangka bonus banyak digunakan untuk majlis tahlil dan batu nisan untuk abah.

Tok Imam ada cakap kat kami....

"kubur ayah dikorek...
pastu ditanam...
tanahnya masih penuh kat tepi....
terlebih tandanya seorang yang pemurah....
sedangkan ada sesetengah kubur dikorek pastu ditimbus semula masih
tak cukup tanah."

"abah kamu wajahnya senyumnyer walau pun dah meninggal"

"Abah kamu waktu dimandikan dah bersih...tak der kotor najis pun takder"...

perkara itulah menyedapkan hati kami....
untuk jadi seperti abah....


Sembahyang Jumaat minggu sudah di Masjid.....
aku memulangkan semula duit masjid dan buku akaun yang abah pegang selaku bendahari.
Sambil mengira kutipan Jumaat hari itu tok imam dan bilal turut menangis....

"Dulu abah kau yang tolong kira pastu tulis kat white board tu".........

Ini semua membuat aku rasa terpanggil untuk kembali ke kampung walau kerja apa sekali pun....


YaAllah...

sesungguhnya kematian ini memberi hidayah pada aku ....
Talkin buat abah masih segar...

"Wahai Hj Badzri Bin Hajah Habsah...ketahuilah kamu bahawa mati itu benar, kiamat itu benar, Allah itu benar"

dan,

kita yang hidup akan pergi juga....

Lelaki berat tanggungjawabnya. ...

suami menanggung dosa isteri dan anak-anak... .

isyaAllah selaku anak-anak kami telah dibekalkan ilmu agama.

Cuma...

aku kini telah lupa untuk mengamalkannya sejak mula bekerja setelah terlupa dgn nikmat Allah..
Mak juga seorang yang solehah....
saya yakin Allah maha pengampun dan maha bijak sana dalam menentukan Al-Mizan..

Dulu mak dan abah tiap waktu ke Masjid dekat rumah berdua....
tapi sekarang nie mak kata mak takut nak ke masjid seorang diri takut tak tenang hati teringat abah.

Inilah perasaan aku sekarang. Buat korang yang masih ada....jadikan iktibar.....
Cium pipi ayah sebelum ciuman terakhir.

Dan curahkan kasih sayang tanpa selindung.

Tunjukkan... .

SAMBUTAN NISFU SYA’BAN BUKAN DARI SUNNAH?

Oleh Mohd Yaakub bin Mohd Yunus

Apabila memperkatakan tentang bulan Sya’ban, maka tentu sekali tarikh 15 Sya’ban atau juga lebih di kenali sebagai Nisfu Sya’ban akan bermain-main di fikiran masing-masing. Pada tarikh ini atau lebih spesifik pada waktu malamnya dianggap sebagai satu malam yang memiliki kemuliaan khusus sehinggakan rata-rata umat Islam di Malaysia mengadakan amalan-amalan tertentu seperti melakukan solat malam yang khusus, berpuasa pada siang hari, membaca surah Yassin sebanyak 3 kali dan diselang-selikan dengan doa-doa tertentu.

Ada juga yang beranggapan pada malam inilah diangkat segala amalan kita dan ditentukan segala perkara berhubung dengan kehidupan makhluk seperti hidup, mati, rezeki, untung rugi dan lain-lain atau dikenali sebagai al-Qadr. Melalui artikel ini, penulis akan cuba mengutarakan beberapa perkara yang sering diperdebatkan tentang Nishfu Sya’ban seperti:

1. Status Hadis Tentang Nisfu Sya’ban

2. Amalan-amalan Khusus Sempena Nisfu Sya’ban

3. Benarkah al-Qadr Itu Jatuh Pada Malam Nisfu Sya’ban?


STATUS HADIS TENTANG NISFU SYA’BAN

Hadis-hadis yang membicarakan tentang Nishfu Sya’ban kesemuanya berstatus daif (lemah) dan maudu’ (palsu) kecuali terdapat sebuah hadis menurut Syeikh Muhammad Nasiruddin al-Albani r.h adalah sahih daripada Nabi s.a.w, iaitu riwayat yang diterima daripada Mu’az bin Jabal r.a yang berbunyi:

"ALLAH memerhatikan kepada makhluk-NYA pada malam Nisfu Sya’ban lalu DIA memberi keampunan kepada semua makhluk-NYA kecuali orang musyrik dan orang yang suka bergaduh." – Hadis riwayat Ibn Abu ‘Ashim di dalam Kitab al-Sunnah, Ibn Hibban di dalam Sahihnya dan al-Hafiz Ibn Hajar al-Haithami di dalam Majma’ al-Zawaid.

Oleh itu, sekiranya kita ingin termasuk di kalangan orang diberi keampunan oleh ALLAH pada malam Nisfu Sya’ban, kita hendaklah termasuk di kalangan orang yang tidak melakukan perbuatan syirik serta menghindari sifat suka bergaduh.

Namun, seharusnya kita sedari bahawa ALLAH juga turun ke langit dunia setiap hari pada sepertiga akhir malam.

Sabda Rasulullah s.a.w:

"TUHAN kita Tabaraka wa Taala turun pada setiap malam ke langit dunia ketika masih tinggal sepertiga malam yang akhir. ALLAH berfirman: Sesiapa yang berdoa kepada-KU, pasti AKU akan memakbulkannya; sesiapa yang meminta kepada-KU, pasti AKU akan memberinya dan sesiapa yang memohon ampun kepada-KU, pasti AKU akan mengampunnya.” - Hadis riwayat al-Bukhari di dalam Sahih al-Bukhari, hadis no: 1145.

Oleh itu, sewajarnya kita mempertingkatkan amal ibadah yang benar-benar sahih daripada Nabi s.a.w sepanjang masa. Sewajarnya kita tidak hanya menunggu hari-hari tertentu atau malam-malam tertentu seperti malam Israk dan Mikraj atau Nisfu Sya’ban melainkan terdapat dalil yang sahih menunjukkan pada malam tersebut sememangnya memiliki fadilat-fadilat tertentu seperti bulan Ramadan dan malam lailatulqadar.

Amalan-amalan Khusus Sempena Nisfu Sya’ban

Sekiranya kita perhatikan hadis sahih tentang Nisfu Sya’ban yang telah penulis ketengahkan di atas, kita dapati ia tidak menganjurkan upacara-upacara tertentu mahupun ibadah-ibadah khusus sempena Nisfu Sya’ban.

Oleh itu, amalan-amalan khusus pada hari Nisfu Sya’ban seperti berpuasa, solat pada malamnya, membaca surah yasin sebanyak 3 kali, doa-doa tertentu dan lain-lain bukanlah amalan yang dianjurkan oleh Nabi s.a.w mahupun para sahabat.

Sekiranya amalan-amalan khusus pada malam tersebut memiliki keutamaan yang tinggi serta memberi manfaat yang besar kepada umat Islam pasti baginda serta para sahabat akan mendahului kita dalam mengamalnya.

Menurut Dr. Yusuf al-Qaradawi:

"Tidak pernah diriwayatkan daripada Nabi s.a.w dan para sahabat bahawa mereka berhimpun di masjid untuk menghidupkan malam Nisfu Sya’ban, membaca doa tertentu dan mendirikan solat tertentu seperti yang kita lihat di sesetengah negara umat Islam.
Bahkan di sesetengah negara, orang ramai berhimpun pada malam itu selepas solat Maghrib di masjid. Mereka membaca surah Yassin dan mendirikan solat 2 rakaat dengan niat panjang umur dan dua rakaat yang lain pula dengan niat tidak bergantung kepada manusia. Kemudian mereka membaca doa yang tidak pernah dipetik daripada golongan salaf, iaitu para sahabat, tabi’in dan tabi’ al-Tabi’in.
Ia satu doa yang panjang, menyanggahi nas al-Quran dan sunnah serta saling bercanggahan atau bertentangan makna… Perhimpunan (malam Nisfu Sya’ban) seperti yang kita lihat dan dengar berlaku di sesetengah negara orang Islam adalah bidaah dan rekaan semata-mata. Sepatutnya kita melakukan ibadah sekadar yang dinyatakan dalam nas.
Segala kebaikan ialah dengan mengikuti perbuatan salaf, segala keburukan itu adalah bidaah (rekaan) golongan selepas mereka (khalaf). Setiap yang diada-adakan itu bidaah dan setiap bidaah itu membawa kepada kesesatan serta setiap yang sesat itu membawa ke neraka."
– Rujuk Fatwa Mu’asarah karya Dr. Yusuf al-Qaradawi, jil. 1, ms. 382-383. Dinukil dari buku Membela Islam Tanggungjawab & Disiplin karya Dr. Mohd. Asri Zainul Abidin, Karya Bestari, Shah Alam (2006), ms. 95.

Syeikh Muhammad Abdul Salam r.h berkata:

"Solat enam rakaat pada malam Nisfu Sya’ban dengan niat menolak bala, panjang umur, untuk kekayaan dan juga membaca surah Yasin serta doanya merupakan hal yang baru dalam agama (bidaah) dan bertentangan dengan sunnah Rasulullah s.a.w." – Rujuk Kitab al-Sunan wa al-Mubtada’at karya Syeikh Muhammad Abdul Salam Khadr al-Syaqiry, edisi terjemahan bertajuk Bidaah -Bidaah Yang Dianggap Sunnah, Qisthi Press, Jakarta (2004), ms. 155.

Imam al-Nawawi r.h menyatakan di dalam Kitab Majmu’ Syarh Muhazzab:

"Solat yang dikenali sebagai solat al-Raghaib, iaitu 12 rakaat yang dilakukan antara Maghrib dan Isyak pada malam Jumaat pertama dari bulan Rejab dan solat Nisfu Sya’ban sebanyak 100 rakaat, kedua-dua solat tersebut adalah bidaah yang mungkar. Oleh itu, janganlah terpedaya kerana kedua-duanya disebut di dalam Kitab Qutub al-Qulub dan Ihya’ Ulum al-Din dan jangan terperdaya dengan hadis yang disebut di dalam kedua-dua kitab itu kerana semuanya adalah batil belaka." – Rujuk Amalan Bidaah Pada Bulan Muharram, Rejab, Sya’ban & Ramadhan karya Dr. Abdul Ghani Azmi bin Hj. Idris, Al-Hidayah Publisher, Kuala Lumpur (1995), ms. 106.

Setelah menyebut sejumlah ayat dan hadis serta pendapat para ulama tentang malam Nishfu Sya’ban, Syeikh Abdul Aziz Abdullah bin Baz r.h berkata:

"Berdasarkan ayat-ayat, hadis-hadis dan pendapat para ahli ilmu di atas jelaslah bagi orang yang mencari kebenaran bahawa memperingati malam Nishfu Sya’ban dengan solat dan sebagainya serta mengkhususukan siangnya untuk berpuasa adalah bidaah mungkar menurut kebanyakkan ahli ilmu dan tidak ada dasarnya dalam syari’at yang murni, tetapi peringatan malam Nishfu Sya’ban ini terjadi dalam Islam setelah masa sahabat. Cukuplah bagi para pencari kebenaran mengenai masalah ini dan masalah lain melihat firman ALLAH:

"Pada hari ini, AKU telah sempurnakan bagi kamu agama kamu, AKU telah cukupkan nikmat-KU kepada kamu semua dan AKU telah redha Islam itu menjadi agama kamu semua." – Surah al-Maaidah: 3.

Sabda Rasulullah s.a.w:

"Sesiapa yang melakukan satu amal (berkaitan agama) yang bukan dari suruhan kami, ia tertolak." - Hadis riwayat Muslim di dalam Sahih Muslim, hadis no: 1718.

Dalam riwayat lain:

"Jangan kamu semua mengkhususkan malam Jumaat untuk solat malam (qiamullail) antara malam lain dan jangan mengkhususkan hari Jumaat dengan puasa antara hari lain kecuali puasa wajib." - Hadis riwayat Muslim di dalam Sahih Muslim, hadis no: 1144.

Seandainya mengkhususkan malam-malam tertentu dengan ibadah itu dibolehkan, tentu malam Jumaat lebih utama untuk dikhususkan berbanding malam-malam lain. Ini kerana, malam Jumaat adalah hari terbaik sebagaimana terdapat di dalam hadis sahih.

Sabda Rasulullah s.a.w:

"Sebaik-baik hari yang mana matahari terbit pada hari itu ialah hari Jumaat." – Hadis riwayat Muslim di dalam Sahih Muslim, kitab al-Jama’ah, hadis no: 854.

Ketika Nabi s.a.w melarang untuk mengkhususkannya antara malam-malam lain, hal ini menunjukkan bahawa malam-malam lain walaupun dianggap mulia, juga tidak boleh dikhususkan untuk beribadah kecuali ada dalil sahih yang menunjukkan pengkhususannya."
– Rujuk Kitab al-Bida’ al-Hauliyyah karya Syeikh Abdullah bin Abdul Azizi al-Tuwaijiry, edisi terjemahan bertajuk: Ritual Bidaah Dalam Setahun, Darul Falah, Jakarta (2003) ms. 319-320.

Oleh itu, tidak ada amal ibadah yang perlu dikhususkan sempena Nisfu Sya’ban kerana tidak ada hadis sahih yang tsabit daripada Nabi s.a.w menganjurkannya. Hadis-hadis yang dijadikan dalil oleh golongan sebagai hujah terdapat amalan-amalan tertentu berkaitan Nisfu Sya’ban kesemuanya daif (lemah) dan maudu' (palsu) sehingga tidak boleh dijadikan hujah.

Tentang penggunaan hadis-hadis yang tidak tsabit daripada Rasulullah s.a.w, Ustaz Abdul Hakim bin Amir Abdat telah menyatakan pendapat Imam Tohawi r.h di dalam kitabnya al-Masaa-il, jilid 1, muka surat 41:

"Sesiapa yang menceritakan (hadis) daripada Rasulullah s.a.w atas dasar zon (sangkaan) bererti dia telah menceritakan (hadis) daripada baginda s.a.w tanpa kebenaran. Justeru, orang yang menceritakan (hadis) daripada baginda s.a.w tanpa kebenaran, bererti dia telah menceritakan (hadis) daripada baginda s.a.w secara batil. Manakala orang yang telah menceritakan (hadis) daripada baginda s.a.w secara batil, pasti dia menjadi salah seorang pendusta yang masuk ke dalam sabda Nabi s.a.w sebagaimana diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari di dalam Sahih al-Bukhari, hadis no: 107:


"Sesiapa yang sengaja berdusta atas namaku, dia hendaklah mengambil tempat tinggalnya di neraka."

Dakwaan Ibn Rajab Menyokong Amalan Nisfu Sya’ban

Terdapat sesetengah pihak yang mempergunakan nama al-Hafiz Ibn Rajab r.h untuk menyokong dakwaan bahawa harus menghidupkan malam Nisfu Sya’ban dengan amalan ibadah di masjid-masjid. Mari kita lihat apa sebenarnya yang diperkatakan oleh al-Hafiz Ibn Rajab r.h di dalam al-Latoif al-Ma’aarif, cetakan Darul Ihya al-Kutub Arabiyah, Kaherah, 1342 H, muka surat 144:

Para tabi’in yangmenetap di Syam seperti Khalid bin Ma’dan, Makhul, Luqman bin Amir dan lain-lain lagi mengagungkan malam Nisfu Sya’ban dan mereka bersungguh-sungguh beribadah di dalamnya. Hasil usaha merekalah akhirnya orang ramai mengambil kemuliaan pengangungan malam Nisfu Sya'ban.
Ada yang mengatakan bahawa masalah ini telah sampai kepada mereka (iaitu pengagungan malam Nisfu Sya’ban) beberapa hadis-hadis israiliyat. Ketika hal ini terbongkar di negeri itu, orang ramai berselisih pendapat dalam hal ini. Antara mereka ada yang menerimanya dan sepakat untuk mengagungkannya. Mereka ini adalah beberapa orang dari negeri Basrah dan selainnya. Sedangkan, kebanyakan ulama Hijaz seperti Atha’ dan Ibn Abi Malikah menolak pengagungannya.
Dinukil daripada Abdul Rahman bin Zaid bin Aslam daripada ulama fikah penduduk Madinah, iaitu pendapat sahabat Imam Malik dan lain-lain bahawa semua itu adalah bidaah.
Para ulama Syam berselisih pendapat tentang cara meramaikannya. Paling tidak ia terbahagi kepada dua pendapat, iaitu:

1. Disunnahkan meramaikannya dengan cara berjemaah di masjid. Khalid bin Ma’dan dan Luqman bin Amir dan selainnya memakai pakaian terbaik, berbangga dan bermegah-megah untuk tinggal di masjid pada malam itu. Cara semacam ini disepakati oleh Ishak bin Rahawaih dan dia memberi komentar mengenai perayaan itu di dalam masjid, ia bukan termasuk bidaah sebagaimana dinukilkan oleh Harb al-Kirmani daripadanya di dalam Kitab Masail.

2. Berkumpul pada malam itu di dalam masjid untuk solat, membaca cerita dan doa hukumnya makruh. Tetapi, tidak makruh apabila seseorang mengerjakannya secara bersendirian. Inilah pendapat yang dipegang oleh al-Auza’i, imam penduduk Syam, orang yang fakih dan alim antara mereka. Malah, pendapat ini lebih menghampiri kebenaran.
– Rujuk Kitab al-Bida’ al-Hauliyyah karya Syeikh Abdullah bin Abdul Aziz al-Tuwaijiry, edisi terjemahan bertajuk: Ritual Bidaah Dalam Setahun, Darul Falah, Jakarta (2003), ms. 314-315.

Inilah antara kata-kata yang telah dilontarkan oleh Ibn Rajab r.h. Beliau hanya menukilkan beberapa pendapat ulama dan mentarjihkannya. Apa yang dapat kita fahami daripada kata-katanya ialah:

1. Amalan pengangungan Nisfu Sya’ban ini hanyalah amalan para tabi’in di Syam. Ia bukan berasal daripada Rasulullah s.a.w mahupun para sahabat.

2. Menurut Ibn Rajab, ada yang berpendapat mereka berdalilkan hadis-hadis israiliyat. Bolehkan hadis israiliyat di jadikan hujah untuk mensunatkan sesuatu amalan? Itu pokok persoalannya.

Tambahan pula ulama-ulama hadis telah mengumpulkan hadis-hadis yang membicarakan tentang keutamaan malam Nisfu Sya’ban yang kemudiannya setelah ditahqiq atau dilakukan penilaian mengenai darjat hadis tersebut, mereka merumuskan bahawa tidak ada satupun riwayat sahih kecuali sebuah riwayat daripada daripada Mu’az bin Jabal r.a sebelum ini.

Hadis tersebut tidak menunjukkan amalan tertentu sempena Nisfu Sya’ban. Sekiranya ingin diampunkan oleh ALLAH pada malam tersebut, kita hendaklah menjauhi perbuatan syirik dan jangan suka berbalah.

3. Amalan tersebut tersebut ditolak oleh jumhur ulama hijaz seperti di Madinah. Sebagaimana yang telah kita sedia maklum, majoriti para sahabat r.a menetap di Hijaz. Namun, tidak terdapat satu riwayatpun yang menunjukkan para sahabat dan tabi’in di Hijaz mengamalkan amalan seperti penduduk di Syam.

4. Tidak ada di dalam kaedah mana-mana mazhab bahawa amalan penduduk Syam boleh dijadikan hujah. Apatah lagi amalan tersebut maqthu’ (terhenti) kepada segelintir kecil tabi’in di Syam. Tambahan pula menurut kaedah Mazhab Syafie, amalan yang mauquf kepada sahabat tidak boleh dijadikan hujah. Inikan pula amalan yang hanya maqthu’ pada tabi’in. Oleh itu, kaedah dari mazhab mana yang dipakai untuk mensunatkan amalan tertentu pada malam Nisfu Sy’aban?

5. Ibn Rajab sendiri telah menguatkan pendapat bahawa meramaikan masjid dengan upacara-upacara ibadah sempena malam Nisfu Sya’ban hukumnya makruh. Pendapat ini juga dipersetujui oleh imam paling masyhur di kalangan penduduk Syam, iaitu Imam al-Auza’i r.h.

6. Keharusan yang diberikan oleh Ibn Rajab dan al-Au’za’i untuk menghidupkan malam Nisfu Sya’ban dengan ibadah secara sendirian juga tidak boleh dijadikan hujah kecuali didatangkan dalil tentang keharusannya. Tetapi, sememangnya hadis yang mampu dijadikan dalil tidak wujud. Walau bagaimanapun, harus meneruskan amalan-amalan sunnah yang sememangnya biasa dilakukan pada malam-malam lain seperti tahajjud, baca al-Quran, berdoa dan berzikir sama ada pada bulan Sya'ban atau bulan-bulan lain.

7. Ibn Rajab tidak menceritakan tentang amalan mengkhususkan bacaan Yassin yang diselang-selikan dengan doa-doa khusus sebagaimana yang biasa diamalkan oleh umat Islam di Malaysia.

8. Ibn Rajab juga tidak menceritakan tentang puasa Nisfu Sya’ban sebagaimana yang biasa diamalkan di negara kita.

9. Di dalam kitab yang sama, Ibn Rajab juga menyatakan bahawa solat malam Nisfu Sya’ban tidak ada dalilnya baik daripada Nabi s.a.w mahupun para sahabat. Tetapi, ia hanya tradisi peninggalan sebahagian tabi’in dari ulama fikah yang menetap di Syam.

Benarkah al-Qadr Berlaku Pada Malam Nisfu Sya’ban?

Al-Qadr bermaksud penetapan. Oleh itu, mereka yang beranggapan al-Qadr itu berlaku pada malam Nishfu Sya’ban sebenarnya mereka mengandaikan segala urusan yang bakal berlaku pada tahun berikutnya akan ditentukan pada malam tersebut. Mereka menduga pada malam inilah diangkat segala amalan kita dan ditentukan segala perkara berhubung dengan kehidupan makhluk. Mereka berhujah dengan Firman ALLAH S.W.T:

"Sesungguhnya KAMI telah menurunkan al-Quran itu pada malam yang berkat; (KAMI berbuat demikian) kerana sesungguhnya KAMI sentiasa memberi peringatan dan amaran (agar hamba-hamba KAMI tidak ditimpa azab). (KAMI menurunkan al-Quran pada malam itu kerana) pada malam yang berkat itu dijelaskan (kepada malaikat) tiap-tiap perkara yang mengandungi hikmat serta ketetapan yang bakal berlaku." – Surah al-Dukhan: 3-4.

Menurut tafsiran 'Ikrimah, malam yang diberkati dan ditetapkan segala urusan manusia itu adalah malam Nisfu Sya’ban. Namun, pendapat ini tertolak kerana nas-nas yang sahih telah menjelaskan bahawa al-Quran diturunkan pada bulan Ramadan dan malam yang diberkati itu adalah malam lailatulqadar.

Firman ALLAH S.W.T:

"Sesungguhnya KAMI telah menurunkan (al-Quran) ini pada malam al-Qadr. Dan melalui cara apa engkau mampu mengetahui kebesaran malam al-Qadr itu? Malam al-Qadr lebih baik berbanding 1000 bulan. Pada malam itu, malaikat dan Jibril turun dengan izin TUHAN mereka kerana membawa segala perkara (yang ditakdirkan berlakunya pada tahun berikutnya sambil berkata:) Sejahteralah malam (yang berkat) itu hingga terbit fajar." – Surah al-Qadr: 1-5.

Al-Hafiz Ibn Kathir r.h ketika mentafsirkan surah al-Dukhan, ayat 3-4, katanya:

"ALLAH berfirman menjelaskan tentang al-Quran al-Adzim bahawa al-Quran diturunkan pada malam yang penuh berkat, iaitu malam al-Qadr sebagaimana firman ALLAH di dalam surah al-Qadr:
"Sesungguhnya KAMI telah menurunkan (al-Quran) ini pada malam al-Qadr."
– Surah al-Qadr: 1.

Hal itu terjadi pada bulan Ramadan sebagaimana firman ALLAH S.W.T:

"(Masa yang diwajibkan kamu berpuasa ialah) bulan Ramadan yang diturunkan al-Quran padanya, menjadi petunjuk bagi sekalian manusia, menjadi keterangan-keterangan yang menjelaskan petunjuk dan (menjelaskan) perbezaan antara yang benar dan yang salah.
Oleh itu, sesiapa antara kamu yang menyaksikan anak bulan Ramadan (atau mengetahuinya), dia hendaklah berpuasa pada bulan itu dan sesiapa yang sakit atau dalam musafir, (dia bolehlah berbuka kemudian dia wajib berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain.
(Dengan ketetapan itu) ALLAH menghendaki kamu beroleh kemudahan dan DIA tidak menghendaki kamu menanggung kesukaran. Malah supaya kamu cukupkan bilangan puasa (sebulan Ramadan), supaya kamu membesarkan ALLAH kerana mendapat petunjuk-NYA dan supaya kamu bersyukur."
– Surah al-Baqarah: 185.

Apa yang dapat diambil pengajaran di sini ialah sesiapa yang mengatakan bahawa malam yang dimaksudkan (dalam surah al-Dukhaan itu) adalah malam Nisfu Sya’ban seperti yang diriwayatkan daripada 'Ikrimah, bererti dia telah menjauhkan diri dari pengertian asalnya. Ini kerana, nas al-Quran menegaskan bahawa yang dimaksudkan dengan malam yang penuh berkat itu (lailatulqadar) adalah pada bulan Ramadan." – Rujuk Kitab Tafsir al-Quran al-‘Adzim karya al-Hafiz Ibn Kathir, jil. 4, ms. 137.

Syeikh Muhammad Abdul Salam r.h berkata:

"Keyakinan bahawa malam Nisfu Sya’ban adalah malam al-Qadr adalah keyakinan yang salah. Demikian kesepakatan para ulama hadis sebagaimana dijelaskan oleh Ibn Kathir di dalam tafsirnya. Ketika menjelaskan Sunan al-Tirmizi, Ibn al-'Arabi mengatakan bahawa firman ALLAH di dalam surah al-Dukhan, ayat 3: Sesungguhnya kami menurunkan al-Quran bermaksud diturunkan pada malam Nisfu Sya’ban adalah tidak benar kerana ALLAH tidak pernah menurunkan al-Quran pada bulan Sya’ban.
Tetapi, ayat itu harus difahami secara lengkapnya sesungguhnya kami menurunkan al-Quran pada malam al-Qadr di mana lailatulqadar itu hanya wujud pada bulan Ramadan. Hal ini juga ditegaskan oleh ALLAH di dalam surah al-Baqarah, ayat 185: Masa yang diwajibkan kamu berpuasa itu ialah pada bulan Ramadan yang diturunkan al-Quran padanya. Keyakinan al-Qadr berlaku pada malam Nishfu Sya’ban sangat bertentangan dengan Kitabullah dan sangat jauh terpesong dari isi kadungannya.
Perlu kami ingatkan bahawa ALLAH sendiri telah menegaskan tentang malam itu di dalam surah al-Dukhan, ayat 3: (KAMI menurunkan al-Quran pada malam itu kerana) pada malam yang berkat itu dijelaskan (kepada malaikat) tiap-tiap perkara yang mengandungi hikmat serta ketetapan bermaksud pada malam al-Qadr dijelaskan segala hal kepada malaikat bukannya pada malam Nisfu Sya’ban."
– Rujuk Kitab al-Sunan wa al-Mubtada’at karya Muhammad Abdul Salam Khadr al-Syaqiry, ms. 156.


KESIMPULAN

Dari sini dapat kita simpulkan bahawa Rasulullah s.a.w tidak pernah menetap amalan-amalan tertentu khusus pada bulan Nisfu Sya’ban dan penetapan segala urusan manusia (al-Qadr) juga tidak berlaku pada malam Nishfu Sya’ban. Pada malam Nishfu Sy’aban, ALLAH hanya akan mengampun dosa-dosa mereka yang benar-benar mentauhidkan-NYA dan tidak memiliki sifat tercela seperti bergaduh dan sebagainya.

Oleh itu, kita hendaklah menanamkan kedua-dua sifat tersebut demi mendapatkan fadilat malam Nisfu Sya’ban, iaitu diampunkan dosa-dosanya oleh ALLAH. Program-program sempena Nisfu Sya’ban juga seharusnya menekankan isu-isu berkaitan perkara yang boleh mencemari tauhid. Sedangkan, hal ini semakin berleluasa dan menular bagaikan wabak dalam kehidupan umat Islam seperti mempercayai bomoh, memakai tangkal, berdoa di kubur seseorang yang dianggap keramat, menganggap tokoh-tokoh agama seakan-akan maksum sehingga pendapatnya wajib diikuti walaupun bercanggah dengan nas, mempercayai ahli nujum, menyakini ramalan horoscope, Feng Shui dan banyak lagi.



Kita hendaklah memperbanyakkan ceramah-ceramah agama yang dapat membersihkan jiwa dari sifat-sifat keji seperti bergaduh, dengki, iri hati, khianat, busuk hati, sombong dan lain-lain agar kita dapat membentuk sebuah masyarakat yang bersatu-padu dan harmoni. Walaupun saban tahun kita menyambut kedatangan Nisfu Sya’ban, namun pencemaran tauhid masih berleluasa di kalangan masyarakat kita dan perasaan saling dengki, fitnah memfitnah dan bertelingkah pendapat tetap menjadi sifat yang sinonim dengan bangsa Melayu.

Seorang pemuda bangun pagi2 buta utk sholat subuh di Masjid . Dia berpakaian, berwudhu dan berjalan menuju masjid . Ditengah jalan menuju masjid, pemuda tsb jatuh dan pakaiannya kotor.

Dia bangkit, membersihkan bajunya, dan pulang kembali ke rumah. Di rumah, dia berganti baju, berwudhu, dan, LAGI, berjalan menuju masjid .

Dlm perjalanan kembali ke masjid , dia jatuh lagi di tempat yg sama! Dia, sekali lagi, bangkit, membersihkan dirinya dan kembali ke rumah. Di rumah, dia, sekali lagi, berganti baju, berwudhu dan berjalan menuju masjid .

Di tengah jalan menuju masjid , dia bertemu seorang lelaki yg memegang lampu.

Dia menanyakan identiti lelaki tsb, dan menjawab "Saya melihat anda jatuh 2 kali di perjalanan menuju masjid ,

jadi saya bawakan lampu untuk menerangi jalan anda..'

Pemuda pertama mengucapkan terima kasih dan mereka berdua berjalan ke masjid .

Saat sampai di masjid , pemuda pertama bertanya kepada lelaki yang membawa lampu untuk masuk dan sholat subuh bersamanya. lelaki itu menolak. pemuda itu mengajak lagi hingga berkali2 dan, lagi, jawapannya sama.

Pemuda bertanya, kenapa menolak untuk masuk dan sholat.

lelaki itu menjawab

"Aku adalah IBLIS (setan)"


Pemuda itu terkejut dgn jawapan lelaki itu.

Setan kemudian menjelaskan, 'Saya melihat kamu berjalan ke masjid , dan sayalah yg membuat kamu terjatuh. Ketika kamu pulang ke rumah, membersihkan badan dan kembali ke masj id ,
Allah memaafkan semua dosa2mu.

Saya membuatmu jatuh kedua kalinya, dan bahkan itupun tidak membuatmu merubah fikiran untuk tinggal dirumah , kamu tetap memutuskan kembali masjid .

Karana hal itu, Allah memaafkan dosa2 seluruh anggota keluargamu.

Saya KHAWATIR jika saya membuat kamu jatuh utk kali ketiga , jangan2 Allah akan memaafkan dosa2 seluruh penduduk desamu,
jadi saya harus memastikan bahwa anda sampai dimasjid dgn selamat....'


Moral:
Jangan biarkan Setan mendapatkan keuntungan dari setiap aksinya.
Jangan melepaskan sebuah niat baik yg hendak kamu lakukan karena kamu tidak pernah tahu ganjaran yg akan kamu dapat dari segala kesulitan yg kamu temui dalam usahamu utk melaksanakan niat baik tersebut .


If forwarding this message will bother you, or take too much time from you, then don't do it, but you will not get the reward of it, which is great...

Menakjubkan

Gambar-gambar berikut telah dirakam menggunakan mikroskop elektron pengimbas (SEM). Saiz mikro organ-organ badan manusia telah diperbesarkan sebanyak lebih kurang 250 000 kali ganda.

vilus pada usus kecil

telur/ovum dengan sel korona

sperma di atas telur/ovum

sel kanser paru-paru

sel darah merah

neuron purkinje (lapisan pada otak)

hujung rambut yang pecah

embrio manusia berusia 6 hari (warna keperangan)

Subhanallah..

Peristiwa mengenai Israk & Mikraj untuk renungan bersama


1. Sebelum Israk dan Mikraj

Rasulullah S. A. W. mengalami pembedahan dada / perut, dilakukan oleh malaikat Jibrail dan Mika'il. Hati Baginda S. A. W.. dicuci dengan air zamzam, dibuang ketul hitam ('alaqah) iaitu tempat syaitan membisikkan waswasnya. Kemudian dituangkan hikmat, ilmu, dan iman.. ke dalam dada Rasulullah S. A. W. Setelah itu, dadanya dijahit dan dimeterikan dengan "khatimin nubuwwah". Selesai pembedahan, didatangkan binatang bernama Buraq untuk ditunggangi oleh Rasulullah dalam perjalanan luar biasa yang dinamakan "Israk" itu.

2. Semasa Israk (Perjalanan dari Masjidil-Haram ke Masjidil-Aqsa):

Sepanjang perjalanan (israk) itu Rasulullah S. A. W. diiringi (ditemani) oleh malaikat Jibrail dan Israfil. Tiba di tempat-tempat tertentu (tempat-tempat yang mulia dan bersejarah), Rasulullah telah diarah oleh Jibrail supaya berhenti dan bersembahyang sebanyak dua rakaat. Antara tempat-tempat berkenaan ialah:

i. Negeri Thaibah (Madinah), tempat di mana Rasulullah akan melakukan hijrah. ii. Bukit Tursina, iaitu tempat Nabi Musa A. S.. menerima wahyu daripada Allah; iii. Baitul-Laham (tempat Nabi 'Isa A. S. dilahirkan);

Dalam perjalanan itu juga baginda Rasulullah S. A. W. menghadapi gangguan jin 'Afrit dengan api jamung dan dapat menyasikan peristiwa-peristiwa simbolik yang amat ajaib. Antaranya :



v Kaum yang sedang bertanam dan terus menuai hasil tanaman mereka. apabila dituai, hasil (buah) yang baru keluar semula seolah-olah belum lagi dituai. Hal ini berlaku berulang-ulang. Rasulullah S. A. W. dibertahu oleh Jibrail : Itulah kaum yang berjihad "Fisabilillah" yang digandakan pahala kebajikan sebanyak 700 kali ganda bahkan sehingga gandaan yang lebih banyak.

v Tempat yang berbau harum. Rasulullah S. A. W. diberitahu oleh Jibrail : Itulah bau kubur Mayitah (tukang sisir rambut anak Fir'aun) bersama suaminya dan anak-anak-nya (termasuk bayi yang dapat bercakap untuk menguatkan iman ibunya) yang dibunuh oleh Fir'aun kerana tetapt teguh beriman kepada Allah (tak mahu mengakui Fir'aun sebagai Tuhan).

v Sekumpulan orang yang sedang memecahkan kepala mereka. Setiap kali dipecahkan, kepala mereka sembuh kembali, lalu dipecahkan pula. Demikian dilakukan berkali-kali. Jibrail memberitahu Rasulullah: Itulah orang-orang yang berat kepala mereka untuk sujud (sembahyang).

v Sekumpulan orang yang hanya menutup kemaluan mereka (qubul dan dubur) dengan secebis kain. Mereka dihalau seperti binatang ternakan. Mereka makan bara api dan batu dari neraka Jahannam. Kata Jibrail : Itulah orang-orang yang tidak mengeluarkan zakat harta mereka..

v Satu kaum, lelaki dan perempuan, yang memakan daging mentah yang busuk sedangkan daging masak ada di sisi mereka. Kata Jibrail: Itulah lelaki dan perempuan yang melakukan zina sedangkan lelaki dan perempuan itu masing-masing mempunyai isteri / suami.

v Lelaki yang berenang dalam sungai darah dan dilontarkan batu. Kata Jibrail: Itulah orang yang makan riba`.

v Lelaki yang menghimpun seberkas kayu dan dia tak terdaya memikulnya, tapi ditambah lagi kayu yang lain. Kata Jibrail: Itulah orang tak dapat menunaikan amanah tetapi masih menerima amanah yang lain.

v Satu kaum yang sedang menggunting lidah dan bibir mereka dengan penggunting besi berkali-kali. Setiap kali digunting, lidah dan bibir mereka kembali seperti biasa. Kata Jibrail: Itulah orang yang membuat fitnah dan mengatakan sesuatu yang dia sendiri tidak melakukannya.

v Kaum yang mencakar muka dan dada mereka dengan kuku tembaga mereka.. Kata Jibrail: Itulah orang yang memakan daging manusia (mengumpat) dan menjatuhkan maruah (mencela, menghinakan) orang.

v Seekor lembu jantan yang besar keluar dari lubang yang sempit. Tak dapat dimasukinya semula lubang itu. Kata Jibrail: Itulah orang yang bercakap besar (Takabbur). Kemudian menyesal, tapi sudah terlambat.

v Seorang perempuan dengan dulang yang penuh dengan pelbagai perhiasan. Rasulullah tidak memperdulikannya. Kata Jibrail: Itulah dunia. Jika Rasulullah memberi perhatian kepadanya, nescaya umat Islam akan mengutamakan dunia daripada akhirat..

v Seorang perempuan tua duduk di tengah jalan dan menyuruh Rasulullah berhenti. Rasulullah S. A. W. tidak menghiraukannya. Kata Jibrail: Itulah orang yang mensesiakan umurnya sampai ke tua.

v Seorang perempuan bongkok tiga menahan Rasulullah untuk bertanyakan sesuatu. Kata Jibrail: Itulah gambaran umur dunia yang sangat tua dan menanti saat hari kiamat.

Setibanya di masjid Al-Aqsa, Rasulullah turun dari Buraq. Kemudian masuk ke dalam masjid dan mengimamkan sembahyang dua rakaat dengan segala anbia` dan mursalin menjadi makmum.

Rasulullah S. A. W. terasa dahaga, lalu dibawa Jibrail dua bejana yang berisi arak dan susu. Rasulullah memilih susu lalu diminumnya. Kata Jibrail: Baginda membuat pilhan yang betul. Jika arak itu dipilih, nescaya ramai umat baginda akan menjadi sesat.

3. Semasa Mikraj (Naik ke Hadhratul-Qudus Menemui Allah):

Didatangkan Mikraj (tangga) yang indah dari syurga. Rasulullah S. A. W. dan Jibrail naik ke atas tangga pertama lalu terangkat ke pintu langit dunia (pintu Hafzhah).

v Langit Pertama: Rasulullah S. A. W. dan Jibrail masuk ke langit pertama, lalu berjumpa dengan Nabi Adam A. S. Kemudian dapat melihat orang-orang yang makan riba` dan harta anak yatim dan melihat orang berzina yang rupa dan kelakuan mereka sangat huduh dan buruk. Penzina lelaki bergantung pada susu penzina perempuan.

v Langit Kedua: Nabi S. A. W. dan Jibrail naik tangga langit yang kedua, lalu masuk dan bertemu dengan Nabi 'Isa A. S. dan Nabi Yahya A. S.

v Langit Ketiga: Naik langit ketiga. Bertemu dengan Nabi Yusuf A. S. iii. Langit Keempat: Naik tangga langit keempat. Bertemu dengan Nabi Idris A. S.

v Langit Kelima: Naik tangga langit kelima. Bertemu dengan Nabi Harun A. S. yang dikelilingi oleh kaumnya Bani Israil.

v Langit Keenam: Naik tangga langit keenam. Bertemu dengan Nabi-Nabi. Seterusnya dengan Nabi Musa A. S. Rasulullah mengangkat kepala (disuruh oleh Jibrail) lalu dapat melihat umat baginda sendiri yang ramai, termasuk 70,000 orang yang masuk syurga tanpa hisab.

v Langit Ketujuh: Naik tangga langit ketujuh dan masuk langit ketujuh lalu bertemu dengan Nabi Ibrahim Khalilullah yang sedang bersandar di Baitul-Ma'mur dihadapi oleh beberapa kaumnya. Kepada Rasulullah S. A. W., Nabi Ibrahim A. S. bersabda, "Engkau akan berjumapa dengan Allah pada malam ini. Umatmu adalah akhir umat dan terlalu dha'if, maka berdoalah untuk umatmu. Suruhlah umatmu menanam tanaman syurga iaitu lah HAULA WALA QUWWATA ILLA BILLAH". Mengikut riwayat lain, Nabi Irahim A. S. bersabda, "Sampaikan salamku kepada umatmu dan beritahu mereka, syurga itu baik tanahnya, tawar airnya dan tanamannya ialah lima kalimah, iaitu: SUBHANALLAH, WAL-HAMDULILLAH, WA lah ILAHA ILLALLAH ALLAHU AKBAR dan WA lah HAULA WA lah QUWWATA ILLA BILLAHIL- 'ALIYYIL-'AZHIM. Bagi orang yang membaca setiap kalimah ini akan ditanamkan sepohon pokok dalam syurga". Setelah melihat beberpa peristiwa! lain yang ajaib. Rasulullah dan Jibrail masuk ke dalam Baitul-Makmur dan bersembahyang (Baitul-Makmur ini betul-betul di atas Baitullah di Mekah).

v Tangga Kelapan: Di sinilah disebut "al-Kursi" yang berbetulan dengan dahan pokok Sidratul-Muntaha. Rasulullah S. A. W. menyaksikan pelbagai keajaiban pada pokok itu: Sungai air yang tak berubah, sungai susu, sungai arak dan sungai madu lebah. Buah, daun-daun, batang dan dahannya berubah-ubah warna dan bertukar menjadi permata-permata yang indah. Unggas-unggas emas berterbangan. Semua keindahan itu tak terperi oleh manusia. Baginda Rasulullah S. A. W. dapat menyaksikan pula sungai Al-Kautsar yang terus masuk ke syurga. Seterusnya baginda masuk ke syurga dan melihat neraka berserta dengan Malik penunggunya.

v Tangga Kesembilan: Di sini berbetulan dengan pucuk pokok Sidratul-Muntaha. Rasulullah S. A. W. masuk di dalam nur dan naik ke Mustawa dan Sharirul-Aqlam. Lalu dapat melihat seorang lelaki yang ghaib di dalam nur 'Arasy, iaitu lelaki di dunia yang lidahnya sering basah berzikir, hatinya tertumpu penuh kepada masjid dan tidak memaki ibu bapanya..

v Tangga Kesepuluh: Baginda Rasulullah sampai di Hadhratul-Qudus dan Hadhrat Rabbul-Arbab lalu dapat menyaksikan Allah S. W. T. dengan mata kepalanya, lantas sujud. Kemudian berlakulah dialog antara Allah dan Muhammad, Rasul-Nya:

Allah S. W. T : Ya Muhammad. Rasulullah : Labbaika. Allah S. W. T : Angkatlah kepalamu dan bermohonlah, Kami perkenankan. Rasulullah : Ya, Rabb. Engkau telah ambil Ibrahim sebagai Khalil dan Engkau berikan dia kerajaan yang besar. Engkau berkata-kata dengan Musa. Engkau berikan Dawud kerajaan yang besar dan dapat melembutkan besi. Engkau kurniakan kerajaan kepada Sulaiman yang tidak Engkau kurniakan kepada sesiapa pun dan memudahkan Sulaiman menguasai jin, manusia, syaitan dan angin. Engkau ajarkan 'Isa Taurat dan Injil. Dengan izin-Mu, dia dapat menyembuhkan orang buta, orang sufaq dan menghidupkan orang mati. Engkau lindungi dia dan ibunya daripada syaitan. Allah S. W. T : aku ambilmu sebagai kekasih. Aku perkenankanmu sebagai penyampai berita gembira dan amaran kepada umatmu. Aku buka dadamu dan buangkan dosamu. Aku jadikan umatmu sebaik-baik umat. Aku beri keutamaan dan keistimewaan kepadamu pada hari qiamat. Aku kurniakan tujuh ayat (surah Al-Fatihah) yang tidak aku kurniakan kepada sesiapa sebelummu. Aku berikanmu ayat-ayat di akhir surah al-Baqarah sebagai suatu perbendaharaan di bawah 'Arasy. Aku berikan habuan daripada kelebihan Islam, hijrah, sedekah dan amar makruf dan nahi munkar. Aku kurniakanmu panji-panji Liwa-ul-hamd, maka Adam dan semua yang lainnya di bawah panji-panjimu. Dan aku fardhukan atasmu dan umatmu lima puluh (waktu) sembahyang.


4. Selesai munajat, Rasulullah S. A. W. di bawa menemui Nabi Ibrahim A. S. kemudian Nabi Musa A.. S. yang kemudiannya menyuruh Rasulullah S. A. W. merayu kepada Allah S. W.. T agar diberi keringanan, mengurangkan jumlah waktu sembahyang itu. Selepas sembilan kali merayu, (setiap kali dikurangkan lima waktu), akhirnya Allah perkenan memfardhukan sembahyang lima waktu sehari semalam dengan mengekalkan nilainya sebanyak 50 waktu juga.

5. Selepas Mikraj

Rasulullah S. A. W. turun ke langit dunia semula. Seterusnya turun ke Baitul-Maqdis. Lalu menunggang Buraq perjalanan pulang ke Mekah pada malam yang sama. Dalam perjalanan ini baginda bertemu dengan beberapa peristiwa yang kemudiannya menjadi saksi (bukti) peristiwa Israk dan Mikraj yang amat ajaib itu (Daripada satu riwayat peristiwa itu berlaku pada malam Isnin, 27 Rejab, kira-kira 18 bulan sebelum hijrah). Wallahu'alam.

(Sumber : Kitab Jam'ul-Fawaa`id) Kesimpulannya, peristiwa Israk dan Mikraj bukan hanya sekadar sebuah kisah sejarah yang diceritakan kembali setiap kali 27 Rejab menjelang. Adalah lebih penting untuk kita menghayati pengajaran di sebalik peristiwa tersebut bagi meneladani perkara yang baik dan menjauhi perkara yang tidak baik. Peristiwa Israk dan Mikraj yang memperlihatkan pelbagai kejadian aneh yang penuh pengajaran seharusnya memberi keinsafan kepada kita agar sentiasa mengingati Allah dan takut kepada kekuasaan-Nya.

Seandainya peristiwa dalam Israk dan Mikraj ini dipelajari dan dihayati benar-benar kemungkinan manusia mampu mengelakkan dirinya daripada melakukan berbagai-bagai kejahatan. Kejadian Israk dan Mikraj juga adalah untuk menguji umat Islam (apakah percaya atau tidak dengan peristiwa tersebut). Orang-orang kafir di zaman Nabi Sallallahu Alaihi Wasallam langsung tidak mempercayai, malahan memperolok-olokkan Nabi sebaik-baik Nabi bercerita kepada mereka.

Peristiwa Israk dan Mikraj itu merupakan ujian dan mukjizat yang membuktikan kudrat atau kekuasaan Allah Subhanahu Wataala. Allah Subhanahu Wataala telah menunjukkan bukti-bukti kekuasaan dan kebesaran-Nya kepada Baginda Sallallahu Alaihi Wasallam.

Mafhum Firman Allah S. W. T. : "Maha Suci Allah yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al-Masjidil Haram ke Al-Masjidil Aqsa yang telah kami berkati sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebahagian dari tanda-tanda kebesaran Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat."


(Surah Al-Israa': Ayat 1).

wallahua'lam..


 

Original Blogger Template | Modified by Blogger Whore | Distributed by eBlog Templates